Wacana Indonesia mempertimbangkan untuk keluar dari organisasi negara-negara pengekspor minyak (OPEC) mendapat tanggapan beragam. Sebagian mendukung dengan alasan Indonesia bukan lagi negara pengekspor melainkan pengimpor minyak, namun di lain pihak menyatakan Indonesia mendapat banyak manfaat menjadi anggota OPEC.
Ketua KADIN Muhammad S. Hidayat menyatakan dukungannya Indonesia keluar dari OPEC karena Indonesia saat ini bukan lagi pengekspor minyak, melainkan importir.
Direktur Eksekutif ReforMiner Institute Pri Agung Rakhmanto menilai, selain alasan Indonesia tidak lagi menjadi pengekspor minyak, Indonesia tidak dapat membeli minyak murah dari sesama anggota dan tidak mendapat jaminan pasokan dari negara anggota OPEC.
“Wujud konkret keuntungan diplomatis sampai saat ini tidak dirasakan,” katanya.
Sebaliknya, anggota Komisi VII DPR Tjatur Sapto Edy menolak Indonesia keluar dari OPEC karena mendapat banyak manfaat dari keanggotaannya seperti memperoleh berbagai macam informasi dan kajian strategis soal perminyakan dunia.
Abdul Muin, anggota Tim Kajian OPEC, mengungkapkan, keluarnya Indonesia dari OPEC dikhawatirkan mengganggu jaminan suplai minyak mentah. Impor minyak mentah Indonesia, lanjutnya, didominasi dari negara-negara anggota OPEC di Timur Tengah. Di tengah kondisi pasokan dunia yang terbatas sementara permintaan sangat tinggi, Indonesia akan kehilangan peluang memperoleh minyak dengan lebih mudah.
“Rasanya perlu kita pertimbangkan konsekuensi kalau kita keluar dari OPEC lebih besar dibandingkan dengan iuran keanggotaan yang 2 juta euro setahun. Toh, anggota OPEC yang lain tak pernah mempersoalkan produksi minyak mentah ataupun status kita yang sudah menjadi pengimpor minyak,” katanya.
Wacana Indonesia akan keluar dari OPEC dilontarkan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Selasa (6/5) kemarin. Menurut SBY, dalam rapat terbatas Senin (5/5), pemerintah memikirkan untuk mengundurkan diri dari OPEC sambil meningkatkan produksi.
Menteri ESDM Purnomo Yusgiantoro berpendapat, opsi untuk mengundurkan diri dari OPEC masih dikaji lebih lanjut. Namun keputusan untuk mengakhiri keanggotaan dipastikan tidak akan diberlakukan tahun ini karena Indonesia telah melunasi iuran keanggotaan OPEC untuk 2008.
[ Berbagai sumber , ]
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar